Kamis, 26 Mei 2016

PEWARNAAN NEGATIF PADA BAKTERI

Pewarnaan negatif
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI 1


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

            Pewarnaan negatif atau pewarnaan asam merupakan salah satu teknik pewarnaan bakteri. Akan tetapi teknik ini bukan untuk mewarnai sel bakteri, hanya mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Zat warna yang digunakan tidak akan mewarnai sel, tetapi mewarnai lingkungan sekitar sehingga sel bakteri tampak transparan. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif dan senyawa pewarna juga bermuatan yang sama sehingga akan ditolak oleh dinding sel. Pewarna yang biasa digunakan antara lain nigrosin, eosin, dan asam pikrat. Tetapi kini nigrosin sudah tidak digunakan dalam pewarnaan, dan diganti dengan tinta cina.

Pewarnaan negatif tidak hanya secara khusus menvisualisasikan protein saja, tetapi dapat digunakan untuk lipoprotein, isolasi organela, kompleks nukleoprotein. Pada teknik ini apusan bakteri mengalami fiksasi dengan cepat(beberapa detik sampai menit). Pewarnaan negatif adalah cara pengamatan mikrobiologi yang biasa dilakukan untuk membedakan specimen kecil dengan cairan optiknya. Untuk mikroskop medan terang, pewarnaan negative biasanya menggunakan cairan hitam, misalnya nigrosin. Spesimen seperti bakteri dalam cairan disebar dalam preparat kaca yang dicampur dengan pewarna negatif dan dibiarkan kering. Ketika diamati dengan mikroskop, bakteri atau sporanya terlihat bersinar dengan latar belakang yang gelap.

 Pewarnaan negatif atau pewarna asam dapat terjadi karena senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat, dan eosin. Prosedur pewarnaan negatif sangat sederhana. Pertama,apusan bakteri difiksasi dan dibiarkan hingga mengering padakaca objek. Kemudian ditetesi dengan zat pewarna. Ambil kaca objek yang lain dan dorong apusan sejajar dengan  kaca hingga menghasilkan olesan yang tipis. Biarkan hingga kering kemudian lihat sel bakteri pada mikroskop. Bakteri yang dapat digunakan dalam pewarnaan ini seperti Pseudomonasaeruginosa dan Lineola longa. 

I.2  TUJUAN
  1. Dapat melakukan prosedur pewarnaan negatif dan memahami pentingnya setiap langkah dalam prosedur,
  2.   Dapat memahami reaksi kimiawi dari dalam prosedur tersebut.    Mengamati Morfologi Bakteri yang terdapat pada preparat




BAB II
TINJAUN PUSTAKA

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990). Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994).
          Macam –macam pewarnaan (yulneriwanti,2008):
1.      Pewarnaan negatif
·         Bakteri tidak diwarnai tetapi mewarnai latar belakangnya
·         Ditujukan untuk bakteri yang sukar untuk diwarnai, seperti spirochaeta.
2.      Pewarnaan sederhana
·         Menggunakan satu macam zat warna (biru methylen/air fuchsin)
·         Tujuannya hanya melihat bentuk sel
3.      Pewarnaan differensial
·         Menggunakan lebih dari satu macam zat warna
·         Tujuannya untuk membedaka antara bakteri
·         Contoh: pw.gram.pw. bakteri tahan asam
4.      Pewarnaan khusus
·         Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari bakteri, seperti kapsul,spora, flagel, dll.(yulneriwanti,2008)

Pada dasarnya pewarnaan negatif bukan digunakan untuk mewarnai bakteri, tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi gelap, zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga bakteri tampak transparan dengan latar belakang hitam. Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi latar belakngnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina. Pewarnaan negatif atau pewarnaan asam dapat terjadi karena senyawa pewarnaan berwarna negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel bakteri. Oleh karena itu dinding sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin. Teknik ini berguna untuk menentukan moffologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar penentuan sel dapat diperoleh denagan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina (Hadiotomo,1990).

Pada pewarnaan negatif, lingkungan yang berwarna hitam disebabkan oleh pewarna yang digunakan adalah nigrosin atau tinta cina yang memiliki warna dasar hitam. Hal ini telah sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa zat pewarna asam membawa suatu muatan negatif, maka pada sel yang permukaannya juga negatif akan ditolak oleh sitoplasma sel sehingga zat warna ini akan berkaitan dengan lingkungan yang mengelilingi sel dan bagian dalam sel akan tetap berwarna bening (Alcamo,1996)

Selaini itu, disebutkan juga pustaka bahwa bakteri merupakan organisme mikroseluler yang pada dinding selnya mengandung ion negatif, zat warna (nigrosin) yang bermuatan negatif tidak akan mewarnai sel tetapi yang terwarnai adalah lingkungan luarnya saja (entjang,2003)



BAB III
ALAT BAHAN DAN METODE KERJA
1.ALAT
1. Objek glass Pipet tetes

3    2. Bunsen + korek api
      3.  Ose
      4. Botol semprot
      5. Bak pewarnaan
      6. Mikroskop

III.2 BAHAN
       1.  Tinta Cina
       2. NaCl 0,9 %
       3. Oil emercy 

III.3 SAMPEL
 1.  biakan bakteri (Daki)

III.4 METODE KERJA

     1.   Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
     2.   Diambil objek glass yang bebas dari lemak
     3. Ambil koloni bakteri dalam cawan petri dengan menggunakan ose. Kira-kira 1-2 mata ose
     4.  Letakkan di objek glass kemudian suspensi dengan NaCl 0.9 %
     5.  Pipet tinta cina dan letakkan di ujung objek glass
     6. Homogenkan tinta cina dengan suspensi bakteri dengan menggunakan ujung objek glass lain.
   7.Kemudian dibuat apusan dengan cara meratakan tinta cina yang telah homogen dengan suspensi bakteri di atas objek glass dengan menggunakan ujung objek glass lain
    8.  Sediaan kemudian dikeringkan.
    9.   Dokumentasikan hasil pengamatan


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 HASIL PENGAMATAN


            Keterangan : ditemukan bakteri bentuk coccus

IV. PEMBAHASAN

Pewarnaan negatif atau peawarna asam dapat terjadi karena senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin.
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Dengan demikian pewarnaan negatif berguna untuk melihat bentuk-bentuk sel yang sesungguhnya serta berguna untuk pengukuran-pengukuran bakteri.  Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Dari praktikum yang dilakukan, ditemukan bakteri bentuk coccus yang tidak terwarnai (transparan) tetapi latar belakangnya hitam karena tidak menyerap zat warna yang diberikan yaitu tinta cina.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang di bawah mikroskop, maka dapat disimpulkan bahwa pada sampel tersebut ditemukan bakteri berbentuk coccus dengan latar belakang hitam.

V.2 SARAN
Adapun sehubungan dengan praktikum ini, khususnya ditujukan bagi mahasiswa yaitu:
1.      Diharapkan bagi seluruh mahasiswa agar selama kegiatan praktikum ini berlangsung, Mahasiswa harus menggunakan  APD (Alat Pelindung Diri).
2.      Diharapkan pula bagi semua mahasiswa, bahwa selama kegiatan praktikum ini berlangsung, agar semua mahasiswa bersungguh-sungguh dalam melakukan praktikum.




DAFTAR PUSTAKA

Alcamo, I.E.1996. Fundamental of Microbiology, 5th Edition. Addison Wesly Longman, Inc : New York

Entjang, I.2003. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan. Citra Aditya Bakti. Bandung

Hadiotomo, Ratna Siri. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT. Gramedia.

Jimmo.2008. Http:// Pembuatan Preparat Dan Pengecatannya_Blog

Yulneriwanti.2008.http://01-bakteri.html.diakses pada tanggal 08 maret 2009. Makassar.